MATEMATIKA REKREASI
Tujuan
Pembelajaran
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Permendikbud Nomor 65 Tahun
2013 Tentang Standar Proses menegaskan bahwa proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena
itu guru/pendidik harus memiliki kompetensi yang cukup agar mampu memfasilitasi
siswa dalam proses pembelajaran yang dituntut oleh Standar Proses tersebut.
Salah satu bekal bagi guru matematika adalah penguasaan substansi materi
belajar matematika dan kreatifitas penyajiannya.
KB1 :
REKREASI BILANGAN
Pada mata diklat
matematika rekreasi ini disajikan beberapa bentuk penyajian masalah matematika
sebagai ‘kendaraan’ menyampaikan materi/substansi matematika. Beberapa materi
rekreasi matematika ini dapat juga digunakan sebagai pengantar pembelajaran
sebagai trigger ataupun sebagai pemanasan untuk menyiapkan siswa secara mental
agar siap mempelajari materi matematika tertentu. Bahan belajar matematika
rekreasi ini tersaji dalam empat Kegiatan Belajar (KB), yaitu:
KB
I berisi Rekreasi Bilangan dan Aljabar,
KB II berisi Rekreasi Kunci dan Sandi
Pada
kegiatan belajar ini peserta diklat diharapkan dapat mengembangkan permainan
bilangan sebagai media rekreasi dalam pembelajaranmatematika.
Permainan
pada Kegiatan Belajar I diharapkan dapat digunakan untukmembina Kompetensi
Dasar (KD) berikut:
1.
Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab,responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. (Kompetensi
(KD)2.1 Kelas VII, VIII dan IX).
2.
Memilikirasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta
memilikirasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui
pengalamanbelajar. (KD 2.2 Kelas VII, VIII dan IX).
3.
Menerapkanoperasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional. (KD 3.1 Kelas
VIII)
4.
Menggunakan pola dan generalisasi untuk menyelesaikan masalah. (KD) 4.1 Kelas
VII).
REKREASI BILANGAN DAN ALJABAR
Salah satu permainan tebak bilangan yang bisa
digunakan untuk rekreasi matematika adalah permainan ‘22’. Permainan tebak
bilangan ini bisa dimainkan di depan kelas maupun dimainkan oleh dua orang
sebagai Penebak/pemain dan penonton/orang yang akan ditebak. Permainannya
sebagi berikut:
1)Penebak mempersilakan salah satu penonton untuk
memilih sembarang tiga bilangan yang bernilai antara 1 s.d 9. Penonton
menyembunyikan bilangan pilihannya tersebut dari penebak. Misalnya penebak
memilih bilangan 1, 2, dan 3.
2) Penebak menyuruh penonton menjumlahkan ketiga
bilangan pilihannya. Misalnya dari bilangan yang dipilih tersebut diperoleh
hasil jumlahannya adalah 6.
3) Dengan tiga bilangan yang dipilih, penebak
menyuruh penonton tersebut untuk membuat semua bilangan puluhan yang mungkin
dibentuk dengan cara mengkombinasikan angka-angkanya dan kemudian menjumlahkan
semua bilangan puluhan yang terbentuk. Misalnya dari bilangan 1,2, dan 3 yang
dipilih dapat dibuat bilangan puluhan 12, 13, 21, 23, 32, dan 31. Jumlah semua
bilangan ini adalah 132.
4) Penebak menyuruh penonton membagi hasil
jumlahan bilangan puluhan pada langkah ke 3) dengan jumlahan bilangan satuan
pada langkah ke 2)dan menyimpan/menyembunyika hasilnya.
5) Penebak menebak bilangan hasil pembagian pada
langkah 4).
Menakjubkan…
penebak berhasil menebak bilangan hasilnya, yaitu 22.
BENARKAH? ANDA BOLEH MENCOBANYA.
BENARKAH? ANDA BOLEH MENCOBANYA.
KB2 :
PERSANDIAN
REKREASI MATEMATIKA PERSANDIAN
Penggunaan
kendaraan bermotor semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan penggunaan
yang pesat terjadi terutama pada penggunaan sepeda motor. Sayangnya pertumbuhan
sepeda motor ini diiringi juga dengan peningkatan tingkat pencurian motor.
Kunci kontak merupakan salah satu pengaman dari tindakan pencurian. Oleh karena
itu produsen terus meningkatakan inovasi pada perangkat pengaman satu ini.
Prinsip
kerja kunci adalah mencocokkan antara anak kunci dengan rumah
kuncinya (gemboknya) seperti pada ilustrasi di bawah ini. Apabila anak kunci
cocok dengan rumah kuncinya/gemboknya maka kunci bisa diputar.
Anak
kunci didesain dengan membuat perbedaan tinggi rendah pada batang
anak kunci. Dalam istilah bahasa jepang disebut Yamagiri. Yama artinya gunung
dan Giri artinya bukit. Jadi anak kunci didesain dengan membuat lekukan di
batang anak kunci dengan kombinasi lekukan tinggi, sedang dan rendah. Sebagai
contoh, kunci seperti gambar di bawah memiliki 5 yamagiri.
Dulu
saat motor belum banyak, anak kunci hanya terdiri dari sedikit
yamagiri, seiring motor yang semakin banyak maka kunci dituntut memiliki lebih
banyak yamagiri. Konsekuensinya dengan semakin banyak yamagiri, anak kunci akan
semakin panjang dan menjadikannya tidak praktis. Selain tidak praktis, ternyata
kunci kontak semacam ini masih bisa dibobol pencuri. Ternyata pencuri tidak
membobol kunci dengan cara merusaknya, bukan dengan cara berusaha mencocokkan
yamagiri anak kunci dengan rumah kunci. Pencuri membobol kunci dengan cara
memasukkan logam yang keras ke dalam lubang kunci dan memaksa memutarnya. Jadi
tidak berguna lagi memperpanjang anak kunci hanya untuk memperbanyak yamagiri.
Mudahnya kunci kontak dibobol dengan cara dirusak ini disebabkan karena lubang
kunci yang terbuka. Oleh karena itu produsen kendaraan bermotor harus
memikirkan cara baru untuk perangkat pengamanan ini. Lahirlah apa yang disebut
kunci magnetik.
Fungsi kerja kunci magnetik hanyalah
sebagai penutup lubang kunci. Penutup lubang kunci (berbentuk
segienam) hanya bisa dibuka dengan kepala anak kunci yang bersesuaian. Tidak
sembarang kepala anak kunci bisa digunakan untuk membukanya. Hal ini disebabkan
pada penutup lubang tersebut ditanam pengaman pada empat empat titik. Pengaman
berupa magnet. Satu titik tidak ditanam magnet (0) dan tiga titik ditanam
magnet. Seperti sudah diketahui bahwa magnet memiliki kutub utara (U) dan
selatan (S) magnet. Misalnya pada penutup kunci ditanam empat titik dengan
susunan 0USS, maka untuk membukanya harus menggunakan kepala anak kunci dengan
susunan titik 0SUU.
Untuk lebih
jelasnya silahkan buka:
1. Matematika Rekreasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar